Sukses di SNMPTN tidak hanya ditentukan oleh kemampuan mengerjakan soal dan kesiapan mental saja namun ada hal yang juga sangat penting diperhatikan yaitu kemampuan mengisi di atas lembar jawab komputer. Fakta membuktikan bahwa dalam setiap SNMPTN, tidak kurang dari 30% peserta melakukan kesalahan dalam pengisian maupun hal-hal teknis lain yang berhubungan dengan lembar jawab komputer. Kesalahan-kesalahan ini tidak jarang membuat siswa tidak diterima di PTN tujuannya meskipun secara materi mampu mengerjakan soal. Beberapa kesalahan tersebut adalah:
1. Tidak menggunakan pensil 2B tatu menggunakan pensil 2B tetapi palsu
Program scanning dengan menggunakan Opscan NCS seperti dalam SNMPTN didesain menggunakan pensil 2B. Selain pensil 2B akan ditolak. Dalam hal ini tidak ada alternatif lain selain siswa harus menggunakan pensil 2B yang terjamin keasliannya.
2. Tidak mengisi kode naskah
Dari pengalamana yang lalu, ternyata soal SNMPTN tidak hanya terdiri dari satu kota saja. Untuk itu penulsan kode naskah menjadi sangat penting karena menyangkut konversi pada kunci jawaban sesuai dengan kode naskahnya. Tidak diisinya kode naskah atau kesalahan mengisi kode naskah akan menyebabkan seluruh jawaban tidak terbaca oleh komputer pengoreksi.
3. Bulatan jawaban kurang penuh atau terlalu melebar dari bidang yang disediakan
Kesalahan ini akan berdampak pada tidak terbacanya bagian yang dibulatkan saja, namun kalau ini terjadi pada bidang kode naskah maka akibatnya akan sama dengan butir kedua di atas.
4. Memberi lapisan tertentu pada lembar jawab (semisal lilin)
Dalam masyarakat kadang beredar pandangan yang menyatakan bahwa jika lembar jawaban diberi lapisan tertentu semisal lilin, akan menyebabkan kesalahan jawaban tidak terdeteksi. Pandangan ini jelas sangat keliru karena justru akan sangat merugikan siswa karena secara teknis akan mengganggu proses scanning.
5. Lembar jawab kotor, basah, terlipat atau sobek
Dalam setiap lembar jawab komputer pasti selalu diingatkan bahwa lembar jawab tidak boleh kotor, basah, terlipat atau sobek karena hal ini memang akan sangat berpengaruh pada akurasi pengoreksian yang paa akhirnya akan merugikan peserta.
Wah, kalau begiru rumit juga ya...? Ah, ndak juga. Yang terpenting adalah ikuti saja petunjuk yang ada, tanyakan pada yang lebih tu jika terdapat hal-hal yang nggak jelas dan jangan lakukan sesuatu yang kamu nggak yakin atau nggak punya pengetahuan yang cukup tentang hal itu.
Dari pengalamana yang lalu, ternyata soal SNMPTN tidak hanya terdiri dari satu kota saja. Untuk itu penulsan kode naskah menjadi sangat penting karena menyangkut konversi pada kunci jawaban sesuai dengan kode naskahnya. Tidak diisinya kode naskah atau kesalahan mengisi kode naskah akan menyebabkan seluruh jawaban tidak terbaca oleh komputer pengoreksi.
3. Bulatan jawaban kurang penuh atau terlalu melebar dari bidang yang disediakan
Kesalahan ini akan berdampak pada tidak terbacanya bagian yang dibulatkan saja, namun kalau ini terjadi pada bidang kode naskah maka akibatnya akan sama dengan butir kedua di atas.
4. Memberi lapisan tertentu pada lembar jawab (semisal lilin)
Dalam masyarakat kadang beredar pandangan yang menyatakan bahwa jika lembar jawaban diberi lapisan tertentu semisal lilin, akan menyebabkan kesalahan jawaban tidak terdeteksi. Pandangan ini jelas sangat keliru karena justru akan sangat merugikan siswa karena secara teknis akan mengganggu proses scanning.
5. Lembar jawab kotor, basah, terlipat atau sobek
Dalam setiap lembar jawab komputer pasti selalu diingatkan bahwa lembar jawab tidak boleh kotor, basah, terlipat atau sobek karena hal ini memang akan sangat berpengaruh pada akurasi pengoreksian yang paa akhirnya akan merugikan peserta.
Wah, kalau begiru rumit juga ya...? Ah, ndak juga. Yang terpenting adalah ikuti saja petunjuk yang ada, tanyakan pada yang lebih tu jika terdapat hal-hal yang nggak jelas dan jangan lakukan sesuatu yang kamu nggak yakin atau nggak punya pengetahuan yang cukup tentang hal itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar